Al Habib Muhammad Syafi'i Alaydrus.
Nasab beliau adalah
Nasab beliau adalah
HABIB MUHAMMAD SYAFI‘ I bin
IDRUS bin AHMAD bin ALWY bin ABDILLAH bin SYAIKH bin ABDUL QADIR bin ABDI ZAIN bin MUHAMMAD bin JAFAR bin MUHAMMAD bin ABDILLAH bin SYAIKH bin ABDILLLAH AWSATH bin SYAIKH bin ABDILLAH bin SYAIKH bin ABDILLAH IDRUS bin ABI BAKAR SAKRAN bin ABDURAHMAN SAQAF bin MUHAMMAD MAULADAWIYAH bin ALI bin MUHAMMAD MARBAT bin ALI KHALI’ QASAM bin ALAWY bin MUHAMMAD bin ALAWY bin UBAYDILLAH bin MUHAMMAD HAQIB bin ISA ARRUMIY bin AHMAD MUHAJIR bin ALI bin HUSEIN bin ALI bin ABI THALIB suami FATIMAH AZ-ZAHRA binti
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ ALAIHI WASALLAM.
Habib Muhammad Syafi’i lahir pada hari sabtu legi 16 Agustus 1969 di desa Mlatinorowito, sebuah desa kecil di pinggiran kota Kudus. Mlatinorowito berasal dari kata mlati yang berarti bunga melati, dan Norowito, nama sebuah kampong. Menurut sejarah nama Mlatinorowito adalah pemberian dari Sunan Kudus, konon dikarenakan kampong tersebut berbau wangi.
Ibu kandung beliau bernama MUNTAMAH, seorang Jawa yang tidak pernah belajar di madrasah / pondok pesantren. Habibana Idrus bin Alawy Alaydrus adalah ayahanda beliau, seorang imam Masjid Assegaf setelah Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf (Ayahanda Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf).
Habib Muh Syafii telah lama berguru kepada para Habaib dan Ulama' di Soloraya, beliau sejak tahun 1990-an telah ikut berdakwah guru tercinta Habib Syech Assegaf. Namun seiring berjalannya waktu, Habib Muh Syafii memili niat besar untuk membuka jalan dakwah sendiri. Beliau bercita - cita ingin mendirikan Majlis sendiri. Atas naungan dan ijin dari Al Habib Syech Assegaf akhirnya Habib Muh Syafii membuat majlis yang sampai saat ini bernama MAJLIS MUH EDRUZ (ME). Berdakwah di masjid - masjid, mushola, yang pada awalnya memberikan pelajaran agama kepada 4 orang 5 orang sudah biasa. Hingga saat ini jamaah telah bertambah banyak serta menyebar ke seluruh Soloraya bahkan di luar Soloraya.
Nasehat dari HABIB MUHAMMAD SYAFI’I ALAYDRUS
“Berusahalah menjadi orang pintar karena kita bukan termasuk golongan orang ‘alim”.
“Berusahalah menjadi orang baik karena kita bukan termasuk golongan orang baik”.
“Biarlah ALLAH yang menjadikan kelak kita bisa bersama kumpulan orang ‘alim dan baik, dunia sampai akhirat. Dan dimasukkan ke dalam orang yang di muliakan ALLAH”.
“Jangan pernah merasa diri kita mulia karena kita bukan golongan orang mulia”.
“Tanamkan kecintaan di dalam hati sampai ajal menjemput”